Sebab - sebab runtuhnya Kejayaan Umat Islam.

Dahulu umat Islam pernah memimpin manusia selama kurun waktu yang cukup panjang. Pada masa itu akidah yang indah ini tersebar keseluruh penjuru bumi dan berhasil mengentaskan manusia dari penyembahan kepada hamba menuju penyembahan kepada Allah, serta mengeluarkan manusia dari kesempitan dunia menuju lapangnya dunia dan akhirat.
Tapi apa yang terjadi kemudian?
* Umat ini mundur setelah meninggalkan jihad dan mengikuti ekor sapi.
* Umat ini menjadi terbelakang setelah menjauhi jihad yang merupakan puncak kemuliaan Islam.
* Umat ini mengikuti umat - umat lain setelah condong pada kehidupan hedonis (cinta dunia).
* pola pikir umat ini menjadi kacau balau setelah mereka mencampur sumbernya yang bersih dengan filsafat jahiliyah dan faham - faham yang menyimpang.
* Umat ini patuh pada orang - orang kafir, lebih merasa nyaman dan tenteram bersanding dengan mereka serta mencari maslahat duniawi dengan melenyapkan agamanya. Dan akhirnya mereka rugi dunia dan akhirat.
***
Saudaraku, jika kita pelajari sejarah keruntuhan kegemilangan umat Islam secara mendalam, maka akan kita dapati bahwa memang beberapa sebabnya pada masa itu muncul berbagai bentuk wala' (loyalitas) yang salah, yaitu kepada orang-orang kafir seperti, kerjasama dengan orang kafir seperti menjadikan undang- undang kafir diterapkan dan mengganti syariat Islam, aturan Allah yang Mulia.
Selain itu muncul juga berbagai propaganda untuk memecah belah kaum muslimin, menanamkan keragu raguan terhadap sunnah rasulullah, menanamkan fanatis (nasionalisme) seperti nasionalisme arab, nasionalisme india dsb.
Ditambah lagi perusakan tatanan masyarakat melalui sarana pendidikan, seperti racun-racun ghazwul Fikri (perang pemikiran) dsb sehingga Kegemilangan Islam pada masa khilafah mulai runtuh.
Dari gambaran - gambaran ini dan lainnya, yang jumlahnya masih sangat banyak, muncul berbagai pertanyaan Yaitu :
1. Harusnya kepada siapa wala'-nya kita berikan?
2. Kepada siapakah bara' harus kita terapkan?
3. Apa hukum mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin? Dll.
InsyaaAllah akan kita sambung lagi pada tulisan Al-wala' wal-bara' selanjutnya. InsyaAllah.
Wallahu a'lam.
Komunitas dakwah Al-Mu'minun.
{Abdullah Hamzah}
Maraji'
Kitab Al-Wala' wal bara', Syaikh Muhammad Said Al-Qahthani rohimahullah. Konsep Loyalitas dan permusuhan didalam Islam.

Pentingnya memahami Al-wala' wal-baraa'

Al- Wala' wal - baraa'
Disitulah letak urgensi tema ini, karena ia mengupas salah satu pokok dari pokok-pokok Islam. Keduanya merupakan manifestasi ketulusan cinta kepada Allah, nabi-nabi-Nya dan kaum mukminin.
Adapun al baraa' adalah salah satu manifestasi atas kebencian terhadap kebatilan dan pelakunya. Ia juga merupakan salah satu pokok di antara pokok-pokok iman.
Adapun pentingnya seorang muslim memahami tema ini pada masa sekarang adalah karena telah bercampurnya antara al-wala' wal baraa' bahkan antara kebenaran dan kebatilan. Sebagaimana disampaikan dalam pepatah ( arab ) 'ikhtalatha al-habil bi an-nabil (bercampurnya dua unsur berbeda sampai tidak bisa dibedakan antara satu dengan yang lain).
Dan pada saat yang sama manusia lupa pada karakteristik kaum mukminin yang membedakan mereka dengan orang-orang kafir. Disisi lain iman yang ada dihati mereka kian melemah sampai - sampai pada diri mereka muncul indikasi indikasi yang dibenci seorang muslim.
Mereka lebih dekat kepada bangsa dan negara kafir. Sebaliknya dalam banyak hal, mereka menjauh dari orang - orang mukmin dan tidak peduli. Bahkan tanpa merasa berdosa mereka merendahkan kedudukan dan kewibawaan orang-orang mukmin serta menganiaya mereka.
Melihat fenomena itulah maka pembahasan tentang al-wala' wal baraa' sangat penting untuk dipelajari pada masa sekarang ini.
{ Kata pengantar dari syaikh Al-Allamah Abdur razzaq 'Afifi. Dalam kitab Al-Wala' wal baraa', Muhammad said al-qahthani.}
KALIMAT TAUHID
Kalimat tauhid "La ilaa ha illallahu Muhammad rasuulullah" kalimat yang agung ini sebagaimana yang dinyatakan oleh ibnul qayyim al-jauziyah rohimahullah ialah (sederet kalimat) "yang karenanya timbangan-timbangan ditegakkan, lembaran-lembaran catatan (amal) disiapkan, pasar amal pengantar ke surga dan neraka di gelar.
Dengan kalimat ini manusia terbagi menjadi mukmin dan kafir.
Demi menegakkan kalimat ini pula, pedang pedang dihunus untuk jihad.
Aplikasi dari Al-Wala' wal baraa' ini adalah mendakwahkannya, menyempurnakan cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, menahan (pemberian) karena Allah serta menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan Zat yang di ibadahi.
Kalimat agung (syahadat) dengan segala konsep dan konsekuensinya sayangnya telah hilang dari perasaan manusia. Kecuali mereka yang telah dirahmati Allah Swt. Dan di antara konsep tersebut ialah al-wala' wal-baraa'.
Kalimat tauhid tidak akan terealisasi dimuka bumi ini kecuali dengan merealisasikan al-wala' bagi mereka yang berhak mendapatkan wala' dan merealisasikan al-baraa' terhadap mereka yang berhak mendapatkan baraa'.
Ada sebagian manusia mengira bahwa konsep akidah yang agung ini hanya sekedar bagian dari masalah-masalah parsial dan sekunder belaka padahal justru sebaliknya. Realisasi kalimat tauhid ini adalah perkara iman dan kafir.
Allah Swt berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."(Qs Al-Ma'idah :51)
Komunitas Dakwah Al-Mu'minun
{Abdullah Hamzah}
Maraji'
Kitab Al-Wala' wal baraa', Syaikh Muhammad Said al - Qahthani rohimahullah.

Agama bangsa arab sebelum datangnya Islam.

Jauh sebelum datangnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di bangsa arab.
Bangsa arab mayoritasnya mengikuti dakwah Nabi ismail a.s yaitu tatkala beliau menyeru kepada Agama bapaknya, Nabi Ibrahim a.s.
Inti ajaran Nabi Ismail dan Ibrahim adalah menyembah kepada Allah, mengesakanNya dan memeluk AgamaNya.
Namun waktu bergulir sekian lama, hingga banyak di antara mereka yang melalaikan ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka.
Meski demikian, masih ada sisa sisa tauhid dan beberapa syi'ar dari agama Ibrahim, hingga muncul amru bin luhay pemimpin bani khuzaah.
Karena dia dikenal orang yang baik , mengeluarkan sedekah dan peka terhadap urusan urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir hampir menganggapnya ulama besar.
Suatu saat dia mengadakan perjalanan ke syam. Disana dia melihat penduduk syam yang menyembah berhala dan menganggap hal itu sesuatu yang baik serta benar. Sebab, menurutnya syam adalah tempat para rasul dan kitab. Karena itulah dia pulang ke mekkah dan membawa berhala hubal lalu meletakkannya di kakbah. Setelah itu dia mengajak orang pada kesyirikan kepada Allah.
Akhirnya orang-orang dari hijaz banyak yang mengikuti penduduk mekkah dalam menyembah berhala.
Adapun berhala yang paling besar mereka buat adalah Lata, uzza dan manat. (Red)
Inilah awal kisah kemusyrikan yang terjadi di mekkah. Yang dipelopori oleh amru bin luhay. Agama ibrahim yang lurus untuk mentauhidkan Allah dirubah menjadi penyembahan terhadap berhala-berhala. Inilah jika sebuah amalan didasari perasaan semata (kehendak nafsu), bukan karena ilmu. 

RITUAL SYIRIK MASYARAKAT ARAB

Setelah amru bin luhay mengajarkan kesesatan kepada penduduk mekkah dengan menyembah berhala-berhala, akhirnya aqidah masyarakat pun berganti dari tauhid kepada Allah (ajaran nabi ibrahim) menjadi penyembah taghout. (lihat tulisan saya sebelumnya).
Akhirnya ritual syirik pun dijalankan masyarakat mekkah seperti komat kamit meminta dan bernadzar didepan berhala, melakukan haji dan tawaf disekeliling berhala, menyediakan dan mengorbankan berbagai hewan peliharaan untuk berhala sebagai tumbal. Dll
Penyembelihan (pengorbanan) ini telah disebutkan Allah dalam firmanNya:
"Dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala."(Qs Al-Ma'idah :3)
"Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya"(Qs Al-An'am :121)
Dan banyak lagi ritual kesyirikan yang dilakukan masyarakat pada saat itu ketika mereka mencampur aqidah mereka dan melakukan penyembahan berhala.
Allah Subhanallahu wa ta'ala berfirman :
" Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu)."(Qs Yunus :18)
Bentuk Kesyirikan lainnya yang dilakukan orang - orang arab ialah seperti mengundi nasib dengan anak panah, meminta sesuatu kepada peramal dan ahli nujum (bintang) dan juga tradisi thiyarah. Inilah beberpa alasan dari banyaknya alasan knpa masyarakat arab sangat bodoh pada masa itu, walaupun sebenarnya sisa sisa agama ibrahim tetap ada dikalangan mereka tapi ritual kesyirikan pun (menyekutukan Allah) tetap mereka laksanakan.
Wallahu a'lam.

Komunitas dakwah Al-Mu'minun.
{Abdullah Hamzah}

Maraji'
Kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri rohimahullah.

Air dan Pembagian Air (Thaharah) Dalam mazhab Syafi'i.

Air yang boleh digunakan bersuci ada 7 macam, yaitu. Air hujan, air laut, air sumur, air sungai, air sumber (air dari mata air), air salju, dan air embun.
Dalil bahwa air hujan suci berdasarkan firman Allah "... dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu "(Qs Al-Anfaal : 11)
Sedangkan dalil bahwa bolehnya berwudhu dengan air sumur adalah sebuah hadits dari sahal r.a bahwa berwudhu dengan sumur budho'ah dan hadits itu diriwayatkan oleh imam at-tirmidzi.
Adapun air sungai dan air sumber (mata air) syaikh wahbah az-zuhaili menyatakan dalilnya seperti sama seperti air sumur.
Adapun dalil kesucian air embun dan salju adalah karena adanya hadits tentang do'a iftitah yang dibaca Nabi saw dalam sholat. "Wahai Allah, jauhkanlah aku dan dosa - dosaku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dengan barat. Wahai Allah, bersihkanlah aku dari segala dosa-dosa sebagaimana baju putih yang bersih dari kotoran. Wahai Allah cucilah aku dengan air salju dan air embun"(HR Muttafaq 'alaihi)
Sedangkan menurut etimologi "thaharah" berarti kebersihan.
Sedangkan menurut terminologi syara' "thaharah" adalah menghilangkan hadats, menghilangkan najis dsj.

Pembagian air berdasarkan ukuran syara' dan Hukumnya.
Menurut pandangan Syariat Islam, air terbagi menjadi empat macam.
1. Air yang suci lagi bisa dipakai untuk mensucikan, disebut air Mutlak. Air mutlak yang sudah dijelaskan dalam 7 pembagian air (Lihat tulisan sebelumnya tentang pembagian air).
2. Air yang suci tapi tidak bisa dipakai untuk mensucikan. Jika sebuah air mutlak dipakai untuk mensucikan yang fardhu, seperti mandi janabah atau wudhu maka bekas air ini dinamakan air musta'mal, maka air ini tidak bisa dipakai lagi untuk mensucikan. Sebuah air juga tidak bisa mensucikan jika sebuah air tersebut sudah berubah warna rasa dan baunya karena kecampuran benda suci lainnya, misalnya airnya berubah air teh, air susu dsb maka air ini juga tidak bisa digunakan untuk mensucikan.
3. Air Musyammas, yaitu air yang suci lagi mensucikan tapi menggunakan air ini dihukumi makruh Tanzih. Karena air musyammas adalah air yang menjadi panas karena ia diletakkan di tempat yang terkena sinar panas matahari dan wadahnya atau bejana yang dipakai berbahan logam seperti besi, kuningan, alumanium dsb selain emas dan perak. Karena penggunaan emas dan perak sebagai wadah atau bejana hukumnya haram. Yang menjadi sebab kenapa dimakruhkan menggunakan air yang dipanaskan dibawah matahari dan bejananya terbuat dari logam adalah karena dapat menimbulkan penyakit campak,kusta dsb.
Akan tetapi Syaikh Dr. Muhammad Najib amin menjelaskan bahwa hukumnya air musyammas hanya berlaku didaerah yang memang panas seperti hijaz, Yaman, saudi. Adapun Indonesia, Mesir, Suriah, malaysia dll tidak berlaku.
4. Air Najis, yaitu air yang telah kemasukan atau kecampuran dengan najis. Baik najisnya itu sudah mengubah sifat airnya atau tidak jika kurang dari dua qullah maka air tersebut statusnya menjadi air najis. Ini pendapat mu'tamad dalam mazhab syafi'i.
Mukatsarah (penambahan air)
Air najis tidak bisa menjadi suci dengan menambahkan air suci kedalamnya selama jumlah airnya masih belum dua qullah. Kecuali jika air najisnya ditambahkan hingga dua qullah atau lebih dari dua qullah dan sifat asli air suci tidak berubah, yaitu tidak mengubah warna, rasa dan baunya maka air tersebut menjadi air suci.
Air dua qullah seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Dr. Musthafa dalam kitabnya Tadzhib adalah kurang lebih 190 liter. Adapun kalau hitungannya kolam, maka 60 cm panjang, 60 cm lebar dan 60 cm kedalamannya.
Wallahu a'lam
{Abdullah Hamzah}
Maraji'
- Al-Fiqhu Al-Muyassar Asy-Syafi'i, Syaikh wahbah Az-Zuhaili.
- Tadzhib Fi adillah Matan Ghayah wat-taqrib. Syaikh Dr. Musthafa dib al-bugho
- Syarah Matan ghayah wat-taqrib. Syaikh Dr. Muhammad Najib Amin

Huruf dan Kalimat dalam bahasa arab.

الحرف
( Huruf )
Harf merupakan bagian dari kata-kata. Atau dengan istilah lain kata adalah kumpulan dari huruf - huruf. Dalam bahasa indonesia harf disebut dengan huruf. Contoh :
ب - ي - ت - ف - ح
Huruf - huruf ini belum mempunyai arti. Jumlah huruf dalam bahasa arab ada 28 huruf dan disebut dengan istilah huruf hijaaiiyyah (alphabet).
Pembagian huruf
Huruf terbagi menjadi dua : 1. حرف هجائي
(Huruf hijaiy) adalah huruf hijaaiyyah atau disebut juga huruf alphabetik.
Selain itu huruf ini disebut juga dengan حرف مبا ني ( Huruf mabaaniy ) yaitu huruf yang bisa membentuk satu kata. Contoh : ب - ت - ث
2. ( Huruf Ma'aani )
حرف معاني
Adalah huruf - huruf yang telah mempunyai arti. Contoh و = dan, أو = atau, ثمَّ = kemudian, مِنْ= dari dll.
Huruf - huruf tersebut bisa disebut satu kalimat karena telah mempunyai arti.

الكلمة
( Kalimat )
Kalimat adalah lafazh yang mempunyai arti baik satu Ust. Huruf ma'ani dengan kalinat itu sama ajakah? Karena sama sama satu huruf namun sudah mempunyai arti.huruf, dua huruf, atau lebih. Dalam bahasa Indonesia kalimat disebut dengan "kata". Contoh :
البيت = al-baytu = rumah
المدرسة = al-madrasatu = sekolah
يكتب = yaktubu = Menulis
من = min = dari
Keterangan :
'Kalimat' dalam bahasa arab adalah 'kata' dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan Kalimat dalam bahasa Indonesia adlah jumlah mufidah dalam bahasa arab. Huruf ma'aani juga bisa disebut kalimat karena sudah mempunyai arti.
Lafazh ب disebut satu kalimat karena sudah mempunyai arti = dengan. Begitu pula lafazh و = dan, disebut satu kalimat karena sudah mempunyai arti.
Macam - macam kalimat.
Kalimat dengan bahasa arab terbagi menjadi 3 bagian ;
1. Isim = kata benda إسم
2. Fi'il = kata kerja فعل
3. Harf = Kata sambung, kata penghubung atau kata tugas حرف

{Abdullah Hamzah}
Maraji'
Al-Muyassar fi 'Ilm an-Nahw. A. Zakarya.

Al- kabaair (Dosa besar kedua)

Qatlun Nafsi (MEMBUNUH JIWA)
Dalam kitab Al-kabaair, Al - Imam Adz- Dzahabi rohimahullah menerangkan dosa besar yang kedua di antara 70 dosa besar yang membinasakan adlah membunuh jiwa tanpa haq ( tanpa alasan yang benar).
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya." ( Qs An - Nisa : 93 )
Oleh karena itu hendaknya seorang muslim sangat berhati hati terhadap darah dan kehormatan saudaranya, agar jangan sampai hanya karena perkara duniawi semata membuat seseorang saling membunuh, apalagi misalkan hanya karena berebut pacar. Na'udzubillah...
Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman :
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "( Qs Al-Furqaan : 68 - 70 )
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh," ( Qs At - Takwir : 8-9 )
Dzaman arab jahiliyah dulu apabila seorang bayi perempuan lahir maka akan di anggap pembawa sial, pembawa hina dsb maka bayi perempuan tersebut akan dibunuh atau dikubur - hidup, itulah kebodohan dan kejahiliyan bangsa arab pada masa sebelum datangnya Islam.
Namun saat ini kayaknya lebih parah, remaja muda mudi suka berpacaran, walaupun jelas hukumnya haram. Kemudian kebablasan akhirnya hamil dan belum diketahui apakah bayinya perempuan atau laki- laki tapi sudah dibunuh ( di aborsi ).
Astaghfirullah... . Itulah jika sebuah hubungan dimulai dari hal yang buruk.
BAIK YANG MEMBUNUH DAN DIBUNUH MASUK NERAKA.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Jika dua orang mukmin saling bertemu dengan kedua pedangnya, maka baik si pembunuh atau yang dibunuh masuk neraka. " ada yang bertanya, Wahai rasulullah, yang ini memang pembunuh, bagaimana halnya yang dibunuh? Rasulullah menjawab "Karena ia juga antusias untuk membunuh sahabatnya"( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )
Imam Abu Sulaiman mengomentari hadits tersebut ;
"keduanya bisa masuk neraka jika keduanya saling membunuh bukan karena salah faham, namun karena permusuhan, misal fanatisme buta (fanatis buta kelompok, jamaah, daerah dsb) atau memperebutkan dunia (harta), tahta, maupun jabatan.
Adapun membunuh seorang pemberontak yang memenuhi kriteria untuk diperangi atau membela diri dari kehormatannya, atau misalnya keluarga kita diganggu, istri dan anak kita diganggu maka boleh diperangi. ini semua bukan termasuk dosa yang dimaksud bab ini, karena hal itu memang diperintahkan demi membela diri tanpa sengaja membunuh lawannya, kecuali jika ia memang sangat antusias untuk membunuh lawannya.
Maka kembali saya ingatkan bahwa diharamkan membunuh setiap jiwa tanpa haq, diharamkan tolong menolong dalam perkara kemungkaran, diharamkan membunuh kafir mu'ahid (kafir yang dijamin keselamatannya oleh daulah atau misal khalifah dsm) apalagi jiwa kaum muslimin, maka itu temasuk dosa besar.
Wallahu a'lam.
{Abdullah Hamzah}
Komunitas Dakwah Al-Mu'minun.
Maraji"
Kitab Al - kabaair, Dosa - Dosa besar. Karya Al - Imam Adz - Dzahabi rohimahullah. Hlm. 6 - 10.

‪Al-Kabaair {‎Dosa‬ Besar yang pertama}

Al-Imam Adz - Dzahabi rohimahullah dalam kitabnya Al - Kabaair menerangkan bahwa ada 70 dosa - dosa besar yang penting sekali seorang muslim ketahui, karena dosa- dosa besar tidak akan bisa terhapus hanya dengan kita melaksanakan amalan - amalan sunnah atau fardhu, berbeda dengan dosa - dosa kecil.
Al-kabaair hanya bisa di hapus ( di ampuni ) dengan taubatan nasuha atas perbuatan dosanya tersebut.
Sang imam kemudian menerangkan dalam kitab Al-kabaair bahwa dosa besar di antara 70 dosa besar yang pertama adalah Asy-Syirku Billah (Syirik kepada Allah Subhanahu wa ta'ala ).
Kemudian syirik dibagi menjadi dua macam, pertama
SYIRIK BESAR
Yaitu menjadikan Selain Allah sekutu ( menyembah selain Allah ) seperti pohon, batu, matahari, bintang, tamimah ( jimat ), Nabi, Syaikh, wali, dsb. Ini termasuk dosa paling besar di antara 70 dosa besar bahkan Allah tidak akan mengampuni pelakunya
.إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً"
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukanAllah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."( Qs An-Nisaa: 48 )
Surga pun diharamkan bagi seorang musyrik.
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun"(Qs Al-Maa'idah : 72)
Dan banyak lagi riwayat lain tentang haramnya pelaku syirik.
Yang kedua adalah SYIRIK KECIL
Yaitu riya' dalam melakukan amal ibadah. Seperti seseorang yang menampakkan agar mengerjakan suatu amalan bukan karena Allah misalnya karena ingin disebut orang yang 'aalim (berilmu), hafidz qur'an atau sholeh dan sebagainya.
Riya' juga disebut syirik khafi karena ia syirik yang tersembunyi dalam hati seseorang.
Mengenai ini rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Jauhilah oleh kalian syirik kecil," Mereka (para sahabat) bertanya " Wahai rasulullah apakah syirik kecil itu? rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab"Riya".(HR Imam Ahmad dan Tirmidzi)
Dan rasulullah menegaskan dalam sabdanya bahwa orang yang berlaku riya akan di beri tangguh oleh Allah,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :" ....Allah subhanahu wa ta'ala pada saat memberi balasan kepada para hamba atas amal perbuatan mereka, (Allah berfirman) " Pergilah kalian menemui orang - orang yang amal kalian perlihatkan kepada mereka didunia dan lihat apakah kalian mendapatkan pahala dari mereka." ( HR Imam Ahmad dan Tirmidzi )
Dan perumpamaan pahala atau amal bagi orang yang riya' adalah seperti hadits Nabi.
Bahwa rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :" Perumpaan orang ( beramal ) karena sum'ah ( Ingin didengar orang ) atau riya' ( ingin dilihat orang ) bagai orang yang memenuhi kantongnya dengan kerikil, kemudian ia memasuki pasar untuk membeli dengan kerikil itu. Jika dibuka didepan pedagang, ternyata itu hanyalah kerikil. Lalu ia ingin memukuli wajahnya dengan kerikil itu. Kantongnya tidak berguna baginya selain komentar dari orang - orang seputar apa yang dimasukannya didalamnya yang juga tidak menguntungkannya. Demikian pula orang yang melakukan riya' dan sum'ah, ia tidak mendapatkan apa - apa dari amalnya selain komentar dari orang - orang dan tidak mendapatkan pahala di akhirat.(Al-Hadits)
***
Semoga kita terhindar dari sifat Syirik. Aamiin
Komunitas Dakwah Al-Mu'minun
{Abdullah Hamzah}
Maraji'
[ Al-Kabaair, Al - Imam Adz - dzahabi rohimahullah. Al - Kaabiratul uula Asy-Syirku Billah. Hlm 1 - 4 ]

Adab berdo'a dan kesalahan dalam berdo'a (Tazkiyatun Nafs)

Sikap terus menerus dalam do'a termasuk obat penawar yang sangat bermanfaat. Ibnu Majah dalam sunan-nya meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah, beliau mengatakan bahwa rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda " Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah niscaya Allah akan murka kepadanya"
Dari anas r.a bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Janganlah kalian lemah dalam berdo'a karena sesungguhnya tidak ada orang yang binasa dikarenakan do'a." (Hadits Shahih riwayat Imam al-Hakim)
Al-Auza'i menyebutkan dari az-zuhri, dari urwah, dari aisyah r.a bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Sesungguhnya Allah menyukai orang - orang yang terus menerus mengulang- ulang ketika berdo'a" ( HR Thabrani )
Jadi janganlah ragu dan putus asa untuk terus berdo'a kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Namun kesalahan yang sering terjadi dalam berdo'a sehingga menghalangi terkabulnya do'a adalah sikap tergesa - gesa dalam mengharapkan dikabulkan do'anya.
Menganggap do'anya lambat dikabulkan, kemudian merasa letih, lelah, jenuh dan akhirnya meninggalkan do'a.
Ibarat orang yang menyiram tanaman, karena merasa tanamannya lambat tumbuh besar, dia pun akhirnya meninggalkn tanama tersebut, tidak lagi menyiraminya akhirnya tanamannya pun bisa mati.
Dari Abu hurairah r.a bahwasanya rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Do'a masing - masing dari kalian akan dikabulkan kecuali selama ia tidak tergesa - gesa, yaitu berkata : 'saya sudah berdo'a, tetapi belum juga dikabulkan."( Hadits Shahih riwayat Bukhari )
Jadi saudaraku yang dirohmati Allah, bersabarlah, bersabarlah dari setiap hajat kita yang belum terwujud.
Dan sungguh bagi saya terkadang sabar itu memang berat, sungguh sangat berat. Tapi sadarlah diri bahwa dunia ini hanyalah persinggahan sementara, InsyaAllah jika memang apa yang kita minta adlah kebaikan maka akn Allah berikan untuk kita. Kapan? Allah yang Maha tahu kapan waktu yang terbaik.
InsyaAllah kesabaran itu pada suatu saat nanti akan berbuah indah. Innallaha ma ashshobiriin.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :"Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh,tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya. dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya,dan tempat istirahat yang indah." ( QS Al Kahfi : 30-31 )
Jangan putus asa dari rohmat dan karunia Allah, syukuri apa yang kita miliki saat ini, lihatlah orang - orang disekitar kita yang selalu peduli dan sayang dengan kita..
Wallahu a'lam
Komunitas dakwah Al-Mu'minun.
{Abdullah Hamzah}
Maraji'
- Ad daa' wa ad- dawaa'. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rohimahullah
- Al-qur'anul Kariim.

‪Apakah‬ boleh hukumnya melafadzkan ayat Al-qur'an (murajaah hafalan) dalam keadaan belum wudhu?



Pertanyaan ini memang sering kita temui, khususnya bagi para santri tahfidzul qur'an yang senantiasa harus murajaah hapalannya.
Terkadang, ada orang orang yang begitu mudahnya mengambil hukum menurut "kira-kira", yaitu kira-kira ini boleh saja, oh itu kira -kira tidak boleh, sesungguhnya Islam bukan agama kira-kira.
Jadi alangkah lebih baiknya sebelum bertindak melakukan suatu amalan berdasarkan ilmu, apalagi terkadang ada orang - orang yang tanpa dasar ilmu mudah sekali memberikan fatwa kepada orang lain bahwa ini tidak boleh, itu tidak boleh menurut ilmu "kira-kira atau menurut saya".
Astaghfirullah...
Setiap kata akan dipertanggung jawabkan. Semoga kita tidak termasuk demikian.aamiin
-------------------------
Apakah boleh murajaah hafalan dalam keadaan belum berwudhu?
Mengenai pertanyaan di atas, Ibnu Rusyd Al-Hafid [520-595 H] dalam kitabnya bidayatul mujtahid menyatakan bahwa mayoritas ulama berpendapat, bagi orang yang tidak punya wudhu boleh melafadzkan al-qur'an dan berdzikir kepada Allah"
Namun menurut sebagian ulama lain, hal iru harus dilakukan dalam keadaan telah bersuci.

Adapun dalil yang menjadi hujjah mayoritas ulama yaitu redaksi hadits dari Ali bin abi thalib, ia berkata "Sesungguhnya setelah buang air besar rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar lalu membaca al-qur'an, kemudian memakan daging bersama kami. Hal iru tidak menghalangi beliau. (maksud disini adalah melafadzkan hafalan al-qur'an bukan menyentuh mushaf al-qur'an), terkadang ia mengtakan " tidak ada satupun yang mencegah beliau dari al-qur'an kecuali janabah (Junub)"
Adapun redaksi dari Imam At tirmidzi ialah"beliau membacakan al-qur'an kepada kami setiap saat, asalkan beliau tidak dalam keadaan sedang junub"(Lihat Nail al-Authar I/365 dalam kitab bidayatul mujtahid).

Maraji '
Bidayatul mujtahid wa nihayatul Muqtashid, Ibnu Rusyd. Kitab fiqih Legendaris perbandingan mazhab.

‪Gambaran‬ kejahiliyahan masyarakat arab. (Shiroh An-Nabawiyah)

{Kajian Sirah An-nabawiyah}
Kita sering mendengar bahwa sebelum datangnya Islam, bangsa arab dikenal sangat jahiliyah (bodoh) misalnya seperti membunuh anaknya sendiri dengan dikubur hidup - hidup (perempuan), bahkan menurut sejarahnya bangsa lain pun enggan untuk menguasai negeri arab karena kebiasaan masyarakatnya yang jahil.
Selain itu masih banyak lagi kejahiliyahan yang dilakukan masyarakat arab saat itu. Seperti kumpul kebo, free sex, dsb. Jadi sebenarnya kasus remaja saat ini juga seperti kembali pada masa arab jahiliyah dulu dimana saat ini remaja atau muda mudi berpacaran, melakukan kemaksiatan dst.
Di antara kejahiliyahan bangsa arab tentang hubungan pernikahan laki - laki dan perempuan seperti yang disampaikan oleh Imam Al-Bukhari dan lainnya yang diriwayatkan oleh aisyah rodiyallahu an’ha bahwa pernikahan pada masa jahiliyah terdiri dari 4 macam :
Pertama, pernikahan seperti pernikahan orang sekarang, yaitu seorang lelaki mendatangi lelaki yang lain dan melamar wanita yang di bawah perwaliannya atau anak perempuannya, kemudian dia menentukan maharnya dan menikahkannya.
Kedua, seorang laki – laki berkata kepada isterinya ketika ia sudah suci dari haidnya “Pergilah kepada si fulan dan bersenggamalah dengannya” kemudian setelah itu, istrinya ia tinggalkan dan tidak ia sentuh selamanya hingga tampak tanda kehamilan dari laki – laki tersebut. Dan bila tampak tanda kehamilannya, bila si suami masih berselera kepadanya maka ia akan menggaulinya. Hal tersebut dilakukan hanyalah lantaran ingin mendapatkan anak yang pintar (dari nasab orang yang di kagumi misalnya). Astaghfirullah.
Pernikahan semacam ini dinamakan istibdha’.
Ketiga, ini lebih parah dari yang kedua. Kasusnya seperti kumpul kebo. Yaitu sekelompok orang dalam jumlah yang kurang dari sepuluh berkumpul, Kemudian mendatangi seorang wanita dan masing – masing menggaulinya. Jika wanita ini hamil dan melahirkan seorang anak dari hasil perbuatan tersebut maka dipanggillah kesepuluh laki – laki tadi lalu dikumpulkan dan si wanita ini boleh memilih siapa yang dia pilih terbaik / kehendaki menurutnya untuk menjadi ayah anak tersebut dan di nasabkan kepadanya.
Dan ke empat, ini adalah yang terparah dari yang terparah, yaitu seorang wanita yang didatangi banyak laki – laki tanpa menolak sedikitpun. Didepan pintu rumah ditancapkan bendera – bendera yang menjadi symbol mereka. Dan ketika wanita ini hamil, cara mengetahui nasab anak tersebut adalah dengan penganalisaan, atau kalau dzaman sekarang dengan melakukan tes kecocokan sampel darah.
Inilah beberapa dari banyak kejahiliyahan bangsa arab sebelum datangnya Islam. Dan ketika Allah mengutus Nabi Muhammad saw beliau pun menghapus seluruh bentuk pernikahan jahiliyah tersebut dan menggantikan pernikahan, hubungan suami istri sesuai dengan cara Islam” (Hadits Riwayat Abu Dawud, Kitab Nikah)
Abdullah Hamzah
{Komunitas Dakwah Al-Mu’minun}
Wallahu a’lam
Maraji’
Ar – Rahiq Al- Makhtum. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri. Kitab Sirah An-Nabawiyah dilengkapi dengan tahqiq ulama khalaf.

Kajian Fiqih (‪Menyamak‬ kulit bangkai)

Hukum menyamak kulit bangkai binatang adalah boleh, kecuali anjing dan babi.
Menyamak kulit disini maksudnya adalah untuk memanfaatkan dari sisa bangkai tersebut, karena dagingnya sudah tentu haram bagi kita memakannya (bangkai) jadi tidak bisa kita manfaatkan akan tetapi kulitnya bisa kita manfaatkan dengan cara menyamaknya.
Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan bahwa yang dimaksud menyamak adalah suatu proses yang dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa dan bau busuk dari kulit dengan menggunakan bahan tertentu seperti daun akasia dan tawas.
Sebab bolehnya menyamak kulit bangkai disini adalah sebuah hadits yang menjelaskan ketika nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan dan melihat bangkai kambing, kemudian beliau bersabda "Apakah kalian tidak ingin mengambil manfaat dari kulitnya? Karena sesungguhnya kulit binatang yang sudah disamak adalah suci" dan Dalam riwayat abu dawud "air daun akasia dapat menyucikannya".
Syaikh wahbah az-zuhaili menegaskan bahwa Hadits itu mencakup semua binatang kecuali anjing dan babi (lihat Qs 6:145) dan pengharaman Anjing di analogikan dengan babi melalui banyak hadits yang menyatakan najisnya anjing tersebut.
Adapun syarat - syarat menyamak kulit.
1. Harus bersih dari sisa - sisa daging.
2. Kulitnya masih dalam kondisi baik dan.
3. Kulit itu harus disamak sempurna hingga sekiranya direndam dalam air ia tidak busuk atau rusak.
Nah sobat sekalian, semoga bisa sedikit tidaknya memahami tentang bolehnya memanfaatkan (menyamak kulit bangkai) akan tetapi kulit yang disamak tadi yang hukumnya sudah suci tersebut bukan berarti boleh dimakan.
Ustadz. Dr. Muhammad Najib amin, merupakan Salah seorang dosen fiqih di Salah satu universitas di yaman menjelaskan bahwa haram hukumnya memakai kulit bangkai yang disamak tersebut, jadi menyamak kulit bukan untuk dimakan.
Wallahu a'lam
{Abdullah Hamzah}
Maraji'
- Al-Fiqhu Asy-Syafi'i Al-Muyassar. Jilid 1 hlm. 98. Karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili.
- Tazdhib fi adillah matan ghayah wat-taqrib. Karya syaikh Dr. musthafa dib al-bugho.
- Matan ghayah wat-taqrib, karya syaikh Abu syuja'
S

‪Hukum‬ memakai batu mulia, dan gigi dari emas.

Syaikh wahbah az-zuhaili menjelaskan dalam kitabnya bahwa menurut pendapat yang ashar, diperbolehkan menggunakan bejana (maupun cincin) yang terbuat dari batu mulia seperti yaqut, zamrud, fairuz, ballaur, marjan, 'aqiq, dsb.
Menurut kesepakatan ulama, hukum menyematkan batu mulia pada cincin adalah halal.
Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan dari anas r.a bahwa nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "barangsiapa menggunakan cincin bertatah yaqut, niscaya akan terbebas dari kemiskinan"(HR Ibnu 'adi dalam al-kamil li adh-Dhu'afa)
Maksudnya jika harta si pemilik cincin yaqut itu habis, dia bisa segera menjual cincin berharga miliknya sehingga dia tidak langsung jatuh miskin.
Begitu pula diperbolehkan menggunakan hidung palsu yang terbuat dari emas dalam kondisi darurat.(dalam hadits riwayat baihaqi dalam kitab syi'b al-iman. Nama sahabat itu adalah 'arjafah bin as'ad yang pada masa jahiliyah hidungnya putus lalu diganti dengan hidung perak, tapi kemudian tambalan itu membusuk sehingga akhirnya rasulullah memerintahkan untuk menambal hidungnya itu dengan emas"(lihat sunan at-tirmidzi l, hadits no 1692, pent)
Syaikh wahbah az-zuhaili kemudian menjelaskan bahwa Pembolehan emas utk hidung dalam kondisi darurat ini lalu diqiyaskan dengan penggunaan gigi palsu yang terbuat dari emas (dalam kondisi darurat misalnya jika tidak ada solusi lain lagi "terpaksa" dan bukan untuk pamer kekayaan, dan ini berlaku untuk laki - laki maupun perempuan.
Ketika saya murojaah tulisan saya ini ke ustadz abduh. Beliau menegaskan.
"Iya, untuk laki-laki dan perempuan dalam kondisi darurat, itu poin pentingnya"
Ada kaidah fiqih, adh-dharuuraat tubiihul mahzhuuraat. Keadaan darurat menyebabkan yg haram jadi boleh"
Wallahu a'lam.
{Abdullah Hamzah}
Maraji'
[ Al-Fiqhu Asy-Syafi'i Al-Muyassar. jilid 1, hlm 96-97. Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili.]

‪Hukum‬ jilatan Kucing pada air.

Jika seorang melihat kucing yang memakan najis seperti bangkai tikus, kemudian setelah itu kucingnya minum di air yang kurang dari dua qullah, sebelum kucing pergi dari tempat itu, maka air itu menjadi najis.
Tetapi jika kucing itu pergi selama beberapa waktu yang memungkinkan ia untuk mencapai tempat air yang jumlahnya mencapai dua qullah, kemudian ia meminum air yang kurang dari dua qullah itu, maka air itu tidak menjadi najis.
Maraji '
[ Al-Fiqhu Asy-Syafi'i Al-Muyassar, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili. Jilid 1 Hlm 109 ]
Note :
Definisi dua qullah oleh syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Fiqh al-Muyassar adalah 11 tanakah atau 81 kati syam. Dan dalam kitab Fiqh At-Tadzib Fi adillati matn ghayah wat-taqrib karya syaikh Dr. Musthafa dib al-bugho dua qullah adalah kurang lebih 190 liter.
Wallahu a'lam
{Abdullah Hamzah }
[ Komunitas Dakwah Al-Mu'minun ]

‪‎Bersih‬, suci tidak hanya badan tapi juga hati.

Melaksanakan amal Ibadah tidak hanya sebatas bersih dan suci dari luarnya, tapi penting juga diperhatikan kebersihan batin kita dari penyakit-penyakit hati.
Syaikh Abu Bakr Al-Jazairi dalam kitabnya menjelaskan bahwa Thaharah itu terbagi kedalam dua bagian : 
Thaharah Lahir dan batin.
‪#‎Thaharah‬ batin ialah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa, dan maksiat dengan bertaubat secara benar dari semua dosa dan maksiat, dan membersihkan hati dari semua kotoran syirik, ragu-ragu, dengki, iri (hati), menipu, ujub, sombong, riya', dan sum'ah.
‪#‎Sedang‬ thaharah lahir ialah thaharah dari najis dan cara menghilangkannya dengan menggunakan air yang suci. Baik harus suci badan, pakaian maupun tempat shalat.
Sedang thaharah dari hadats adalah dengan berwudhu, mandi dan tayammum.
Wallahu a'lam
Maraji'
[ Minhaajul Muslim, Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi. Bab Ibadah. Hlm. 270 ]

Apakah Air liur manusia itu Najis?

Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-zuhaili menjelaskan bahwa Air liur yang berasal dari dalam perut hukumnya najis, tetapi air liur yang turun dari kepala, atau dari pangkal tenggorokan dan dada hukumnya suci.
Apakah air liur bangun tidur itu najis?
Syaikh wahbah az-zuhaili juga menjelaskan bahwa cairan liur yang berubah sifat dan mengalir dari mulut orang yang sedang tidur adalah najis, jika cairan itu keluar dari perut dengan tanda bau yang tidak sedap dan berwarna kuning.
Maraji'
[ Al-Fiqh Al-Muyassar Asy - Syafi'i. Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-zuhaili. Jilid 1 hlm. 100 ]

‎Apakah‬ wudhu saya batal jika makan makanan yang dimasak dari api?

Batalkah wudhu saya kalau makan dari makanan yang di masak dari api?
kata orang wudhu saya batal, benar kah?

Pertanyaan semacam ini beberapa kali pernah dilontarkan teman - teman ke saya.
Sebenarnya dalam kitab Fiqih Perbandingan Mazhab legendaris "Bidayatul Mujtahid karya Al-Imam Ibnu Rusyd Al-Hafid dijelaskan bahwa pada era awal Islam terdapat perbedaan tentang kewajiban berwudhu atas orang yang makan dengan makanan yang dimasak dengan api , karena mengingat hadits dari rasulullah saw yang membicarakan masalah ini.
Namun setelah era pertama Islam, mayoritas ulama ahli fiqih amshar sepakat bahwa hal itu tidak membatalkan wudhu. Sebab menurut mereka keempat khulafaur rasyidin juga berpendapat hal yang sama.
Selain itu berdasarkan hadits dari sahabat jabir rodiyallahu 'anhu, beliau berkata :
"Dua perkara yang terakhir dari rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ialah tidak berwudhu disebabkan memakan makan yang disentuh api..."(diriwayatkan oleh imam empat, dan ibnu hibban dari hadits jabir)
Kecuali daging unta, dan dan daging kambing"(daging kambing pendapatnya imam ahmad, lihat al-mughni I/187 dan salah satu pendpat imam syafi'i, lihat kitab subulus salam I/166)
Wallahu a'lam

Marja'
- Bidayatul Mujtahid wa nihayatul Muqtashid, Ibnu Rusyd al-hafid rohimahullah. (I/53)
Abdullah Hamzah / Rahmi hidayat.

Berbicara (mengobrol) di WC Bolehkah?

Berbicara apalagi sengaja ngobrol di wc baik itu telponan maupun diskusi dengan teman di wc sebelah adalah perkara yang dilarang.
Dalam kitab At-Tahdzib fi Adillah Matn Ghayah wat-Taqrib Syaikh Dr. Musthafa Daib al-bigha menjelaskan bahwa dalam mazhab syafi'i berbicara ketika buang air adalah "Dilarang".
Ini bersandar pada hadits nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
dari ibnu umar r.a "Sesungguhnya ada seorang lelaki lewat dan melihat rasulullah saw sedang buang air kecil, lalu lelaki itu memberi ucapan salam kepada beliau. Tetapi beliau tidak menjawabnya"(HR Muslim)
Dari Abu said r.a ia berkata 'saya telah mendengar nabi saw bersabda "Janganlah ada dua orang yang sedang buang air besar telanjang dan berbicara (mengobrol), sesungguhnya Allah Subhanallahu wa ta'ala membenci hal itu."(HR Abu Dawud).
Wallahu a'lam
Maraji'
[ At-Tahdzib fi Adillah Matn Ghayah wat-Taqrib, Syaikh Dr. Musthafa Daib al-bigha. Hlm. 28-29. (Syarah Matn Ghayah wat - Taqrib karya Syaikh Abu syuja') ]

‪‎Air‬ minum untuk berwudhu?

Suatu waktu air ledeng saya mati, dan tidak ada ditemukan air lagi untuk saya thaharah.
Dan yang ada hanyalah air minum saja.
Apakah boleh saya tayammum saja? 
Ataukah saya berwudhu dengan air minum?

Dalam kitab Al-Fiqhu As-Syafi'i Al-Muyassar karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-zuhaili menjelaskan bahwa bersuci dengan menggunakan air yang secara khusus disiapkan untuk diminum hukumnya adalah haram.
Jadi wajib hukumnya melakukan tayammum meskipun air yang khusus untuk diminum itu ada.
Hukum seperti ini juga berlaku bagi air yang ditemukan tapi tidak jelas kegunaannya.
Wallahu a'lam.
Maraji '
[ Al-Fiqhu As-Syafi'i Al-Muyassar, (Fiqih mazhab syafi'i) Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-zuhaili. Jilid 1 Bab Thaharah hlm 92 ]

Definisi Fiqih

Fiqih adalah sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual. Fiqih juga bukan seni yang lebih bermain dengan rasa dan keindahan.

Fiqih adalah sebuah cabang ilmu yang bisa dipelajari, didirikan di atas kaidah-kaidah yang bisa dipresentasikan dan diuji secara ilmiyah. Selama ini fiqih bukan saja menjadi nama sebuah mata kuliah, tetapi bahkan sudah menjadi fakultas tersendiri yang diajarkan di berbagai universitas. Fiqih adalah salah satu cabang
ilmu pengetahuan yang bersifat akademis dan diakui secara ilmiyah di dunia pendidikan secara internasional.

Ada pun definisi yang lebih mencakup ruang lingkup
istilah fiqih yang dikenal para ulama adalah :

الْعِلْمُ بِالأْحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ الْعَمَلِيَّةِ الْمُكْتَسَبُ مِنْ أَدِلَّتِهَا التَّفْصِيلِيَّةِ
”Ilmu yang membahas hukum-hukum syariat bidang amaliyah
(perbuatan nyata) yang diambil dari dalil-dalil secara rinci,”( Adz-Dzarkasyi, Al-Bahrul Muhith, jilid 1 hal 21)

Ilmu Fiqih adalah salah satu cabang ilmu, yang secara khusus termasuk ke dalam cabang ilmu hukum. Jadi pada hakikatnya ilmu fiqih adalah ilmu hukum.
Kita mengenal ada banyak cabang dan jenis ilmu hukum, misalnya hukum adat yang secara tradisi berkembang pada suatu masyarakat tertentu. Selain hukum adat, kita juga mengenal hukum barat yang umumnya hasil dari penjajahan
Belanda.

Hukum yang menjadi wilayah kajian ilmu Fiqih adalah hukum syariat, yaitu hukum yang bersumber dari Allah SWT serta telah menjadi ketetapan-Nya, dimana kita sebagai manusia, telah diberi beban mempelajarinya, lalu menjalankan hukum-hukum itu, serta berkewajiban juga untuk mengajarkan hukum-hukum itu kepada umat manusia.

Dengan kata lain, ilmu fiqih bukan ilmu hukum yang dibuat oleh manusia. Fiqih adalah hukum syariat, dimana hukum itu 100% dipastikan berasal dari Allah SWT
Keterlibatan manusia dalam ilmu Fiqih hanyalah dalam menganalisa, merinci, memilah serta menyimpulkan apa yang telah Allah SWT firmankan lewat Al-Quran Al-Kariem dan juga lewat apa yang telah Rasulullah SAW sampaikan berupa sunnah nabawiyah atau hadits nabawi.


Banyak orang beranggapan bahwa ilmu fiqih itu sekedar karangan atau logika para ulama, yang menurut mereka bahwa ulama itu manusia juga. Sedangkan yang berasal dari Allah hanyalah Al-Quran, dan yang berasal dari Rasulullah SAW
adalah Al-Hadits.

Sesungguhnya ilmu fiqih itu 100% diambil dari Al-Quran dan Sunnah Nabawiyah, sebagai sumber rujukan utama. Rasanya tidak ada yang menyalahi hal prinsip ini.
Namun kita tahu bahwa tidak mudah memahami Al-Quran atau Al-Hadits begitu saja, khususnya buat orang-orang yang awam dan tidak mengerti ilmu-ilmu dalam memahami keduanya.
Maka sesungguhnya para ulama pendiri mazhab bukanlah orang sembarangan, mereka adalah para ahli hadits, mufassir dan fuqaha dan mereka adalah generasi salaf.

Jadi mengherankan jika hari ini ada orang awam sok mengatakan ini dan itu mencela mereka, merendahkan mereka dan seakan akan tidak ada baiknya pada diri mereka.
Astaghfirullah...

Maka untuk orang orang seperti ini kemungkinan besar belum baca biografi ulama, tapi sok mengatakan ini dan itu menuduh mereka.
Ingatlah Setiap kata akan dipertanggung jawabkan.

Maraij :
( Fiqih Seri kehidupan, Pengertian Fiqih. Ust Ahmad Sarwat, LC Hal 45-46 )
Dengan sedikit tambahan penulisan.

Binatang Halal yang bisa menjadi Haram

Seperti yang kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang sempurna, ia mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Islam mengatur kehidupan manusia yang dengannya bisa menjadikannya mulia.
Islam bahkan mengatur dari hal yang kecil seperti adab masuk ke rumah, cara bersikap sopan kepada yang lebih tua, cara berpakaian yang syiar'i hingga mengatur hal yang sangat besar seperti mengatur sebuah Daulah (Negara) Islam yang dalam kitab - kitab tharik (sejarah) disebut Daulah Khilafah Islam.

Akan tetapi tulisan saya kali ini tidak membahas tentang itu, kita akan sedikit membahas tentang hal-hal yang sering kita temui dalam keseharian kita, bahkan bisa jadi termasuk pengetahuan pokok yang harus kita ketahui.

Islam mengatur dan menjelaskan tentang makanan halal dan haram untuk dikonsumsi seorang muslim/mah.
Ada makanan - makanan yang jelas akan keharamannya seperti yang sudah kita ketahui seperti bangkai (Kecuali ikan dan belalang), kemudian daging babi, darah yang mengalir, dan binatang yang disembelih bukan karena Allah.

Akan tetapi selain itu juga ada beberapa kriteria binatang yang sebenarnya halal namun karena suatu kondisi akhirnya menjadi diharamkan. Seperti yang di jelaskan dalam al-qur'an surah al-ma'idah ayat ke - 3.

Syaikh Prof. yusuf Qaradhawi dalam kitabnya halal wal haram fil islam menjelaskan makna dari ayat tentang binatang yang diharamkan, yaitu :
1. Al-munkhaniqah yaitu binatang yang mati karena dicekik, baik karena terhimpit atau dijepit sehingga mati.
2. Al-Mauqudzah yaitu binatang yang mati karena dipukuli, atau dipukul dengan tongkat, besi dsb.
3. Al-Mutaraddiyah yaitu binatang yang jatuh dari tempat tinggi kemudian mati, sama juga seperti binatang yang jatuh kedalam sumur.
4. An-Nathihah yaitu binatang yang ditanduk atau berkelahi hingga mati.
5. Maa akalas sabu yaitu binatang yg disergap / diterkam binatang buas, kemudian sebagian dagingnya dimakan oleh binatang buas tadi hingga akhirnya mati.

Jika kita mendapati binatang yang halal tersebut mati dalam kondisi-kondisi itu maka itu diharamkan, dan najis apabila menyentuhnya karena sudah menjadi bangkai. Kecuali jika kita sempat menyembelihnya.
"Kecuali yang kalian sempat menyembelihnya"(Qs Al-Ma'idah: 3)
Itulah sambungan ayatnya.

Syaikh yusuf qardhawi kemudian melanjutkan bahwa jika kita dapati binatang - binatang tersebut sedang terkapar namun masih hidup dan masih sempat menyembelihnya maka sembelihlah dan binatang tersebut menjadi halal karena sudah disembelih sebelum mati.
Asalkan memang masih dalam keadaan hidup, cirinya hidup baik selama ekornya, kakinya, kerlingan matanya masih bergerak itu dinyatakan masih hidup.

Wallahu a'lam
رحمي هدا ية

Maraji '
[ Halal wal Haram fil Islam, Syaikh Prof. Yusuf Qaradhawi, hal 50-51 ]

Nadzar melakukan maksiat

Bernadzar maksiat?
Misalnya ada seorang yang dulunya bernadzar akan melakukan maksiat atau berjanji akan melakukan suatu kemungkaran.
Apakah harus dibayar nadzar tersebut?
-----------------------
Terkait pertanyaan ini terdapat ikhtilaf (perbedaan pendapat) ulama.
-----------------------
Menurut Imam Malik, Imam Syafi'i dan sebagian besar ulama yang lain, nadzar melakukan maksiat tidak wajib dilaksanakan. Sementara menurut Imam Abu Hanifah (Hanafi), sufyan, dan ulama - ulama kufah, Nadzar maksiat wajib di laksanakan. Tetapi yang dilaksanakan ialah kewajiban membayar kafarat (tebusan) atas pelanggaran sumpah, bukan kewajiban melakukan maksiat".
Berdasarkan kesepakatan para ulama nadzar maksiat tidak boleh dilaksanakan, karena nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "barangsiapa bernadzar durhaka kepada Allah , hendaknya ia jangan durhaka kepada-Nya"( HR Bukhari)
Jadi kesimpulannya ada 2 pendapat mengenai ini, yaitu pendapat pertama bahwa nadzar maksiat tidak harus dilaksanakan dan tidak harus membayar kafarat, inilah pendapat yang dipegang Imam Malik, Imam Syafi'i, dan sebagian besar ulama lain.
Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa tetap wajib dilaksanakan namun diganti dengan kafarat saja, dan kafaratnya sama dengan kafarat sumpah. Pendapat inilah yang dipegang Imam Abu hanifah, sufyan, dan ulama - ulama kufah.
Adapun dalil yang menjadi hujjah pendapat kedua adalah redaksi hadits dari Imran bin hashin "Tidak ada nadzar sama sekali untuk berbuat maksiat kepada Allah. Kafaratnya ialah seperti kafarat sumpah"(HR Muslim).
Allahu a'lam
رحمي هداية
Marja '
[ Bidayatul Mujtahid wa nihayatul Muqtashid Jilid 1, Ibnu Rusyd Al-Hafid (502-595) hal 617 ]

Bolehkah orang buta menjadi imam ?

Dalam kitab Al-Ijma' karya Al-Hafidz, Al-'Allamah al-faqih Ibnul Mundzir An-Naisaburi dijelaskan bahwa
"Para ulama bersepakat bahwa status imam orang buta sama dengan imam yang sehat". (No 75, hal 19)

Ibnul mundzir menyebutkan beberapa nama fuqaha yang mengesahkan keimanan orang yang buta, lalu menyebutkan hadits yang mengenai ibnu ummi maktum yang menjadi imam, dan berkata, orang buta boleh menjadi imam berdasarkan ijma para 'ulama.

Kami meriwayatkan dari ibnu abbas (sahabat mulia sepupu rasulullah) bahwa ia mengimami mereka saat dalam keadaan buta.

Akan tetapi berbeda dengan pendpat anas bin malik, karena anas bin malik melarang hal itu.(Al-Ausath 4/154).
Wallahu a'lam

Rujukan :
Al-Ijma' karya Al-Hafidz, Al-'Allamah al-faqih Ibnul Mundzir An-Naisaburi ditahqiq dan di takhrij oleh Dr. Abu Hammad Shagir

Hukum menikah beda agama

Dalam mazhab syafi'i hukumnya menikah dg orang kafir yang berbeda aqidah hukumnya haram, pernikahannya pun bathil, tidak sah.
Baik perempuan tersebut dari kalangan yahudi, nashrani , maupun paganis (penyembah patung).

Dalil larangan menikahi wanita kafir terhimpun dlm firman Allah surah al mumtahanah ayat 10.

فلا تر جعو هن ا لا الكفار (١٠)

"Janganlah kalian tetap berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir,"(Qs 60:10)

Keharaman itu berlaku tidak hanya utk menikahi wanita kafir, tetapi utk laki-laki kafir.
Jika menikahi wanita kafir saja diharamkan apalagi laki-laki kafir, karena laki-laki akan menjadi kepala keluarga.
Dan pernikahan sperti itu sama saja zina, sebab pernikahan mereka tidak sah menurut agama Islam.

Wallahu a'lam bi ash-showab

رحم حدية
Rujukan:
Kitab fiqih Imam syafi'i (mazhab syafi'i) karya prof. dr. Wahbah zuhaili

Hukumnya merasa sial, meramal (Thiyarah)

Dahulu orang arab jahiliyah sering menjadikan burung sebagai tanda baik dan buruknya sebuah hari sebelum mereka bepergian atau perjalanan berdagang, karena mereka percaya apakah hari itu sial atau tidak dapat ditentukan oleh kemana arah burung terbang. Misalnya salah seorang dari mereka memegang burung lalu melepaskannya. Jika burung itu terbang kearah kanan maka ia optimis sehingga melangsungkan pekerjaannya, sebaliknya, jika burung itu terbang ke arah kiri maka ia merasa bernasib sial dan mengurungkan pekerjaan yang diinginkannya.

Anehnya tradisi jahiliyah seperti itu masih melekat pada sebagian kaum muslimin saat ini. Misalnya meyakini ada hari yang sial, benda yang sial, pakaian yang membawa sial, warna yang sial, angka yang sial dan sebagainya.

Contoh lain, misalnya tidak mau melakukan pernikahan pada bulan shafar. Percaya hari rabu adalah hari sial. Termasuk juga merasa sial dengan angka angka tertentu, nama-nama tertentu atau orang cacat. Misalnya, jika ia pergi membuka tokonya lalu di jalan melihat orang buta sebelah matanya, serta merta ia merasa bernasib sial sehingga mengurungkan niat membuka toko. Juga berbagai kepercayaan yang semisalnya.

Perkara ini termsuk pada kesyirikan, yaitu mempercayai keburukan yang datangnya dari benda benda tersebut dan di atas atau sebaliknya percaya pada benda yang sangat membawa pada keberuntungan, jimat misalnya, atau patung kucing lucu yang kepercayaannya dapat memanggil hoki atau rezky, maka sungguh itu perbuatan syirik. “Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka dia telah berbuat syirik [HR Imam Ahmad :4/ 156 dan dalam silsilah hadits shahihah hadits No : 492].

"Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik. (HR. Ibnu Majah)

Didalam Islam kpercayaan (ramalan) terhadap sial seperti itu disebut " Thiyarah ".

“Thiyarah adalah syirik”

Termasuk dalam kepercayaan yang diharamkan, yang juga menghilangkan kesempurnaan tauhid dan tawakkal kepada Allah.Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berlepas diri dari mereka. Sebagaiman adisebutkan dalam hadits riwayat Imran bin Hushain :

“Tidak termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur, meramal atau meminta diramalkan (dan saya kira juga bersabda) dan yang menyihir atau yang meminta disihirkan [Hadits riwayat at Thabrani dalam Al Kabir : 18 / 162, lihat shahihul jami’ no : 5435].

Untuk menghilangkan was was atau godaan iblis yang meyakini bahwa itu sial maka bertawakkal lah kepada Allah....Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : (Thiyarah) Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim)Allahu a'lam

[ Abdullah Hamza ]

Maraji :
* Dosa - dosa yang di anggap biasa, Muhammad shalid al-munajjid
* Bimbingan untuk pribadi dan masyrakat
* 1100 hadits terpilih, (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com