Apakah wudhu satu kali basuhan saja sah?

Oleh : Abu Zaid Rahmi hidayat

Berwudhu (thaharah) merupakan syarat sah sholat. Tidaklah sah sholat seseorang jika dia belum mensucikan dirinya bahkan Al-Imam Abu Syuja' melarang sholat jika seseorang masih dalam keadaan berhadats.

Biasanya kita membasuh setiap anggota wudhu tiga kali basuhan. Apakah sah jika satu kali basuhan saja?
Mengenai pertanyaan ini, ulama salaf Al-Hafizh, Al-'allamah Al-Faqih Ibnul Mundzir An-Naisaburi (242-318) dalam kitabnya Al-Ijma' menjelaskan bahwa 'ulama bersepakat bahwa tidak ada perselisihan di antara ulama bagi yang berwudhu dengan membasuh anggota badannya hanya satu kali apabila dilakukan dengan sempurna itu sah hukumnya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ وَإِن كُنتُمْ جُنُباً فَاطَّهَّرُواْ وَإِن كُنتُم مَّرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاء أَحَدٌ مَّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ أَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَاء فَلَمْ تَجِدُواْ مَاء فَتَيَمَّمُواْ صَعِيداً طَيِّباً فَامْسَحُواْ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ مَا يُرِيدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَـكِن يُرِيدُ لِيُطَهَّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur."(Qs Al-Ma'idah :6)

Ini merupakan dalil bagi para ulama yang berhujjah bahwa boleh berwudhu sekali saja asalkan terpenuhi rukun wudhunya.

Apakah mengulang setiap anggota wudhu 3 Kali itu termasuk Rukun Wudhu atau Sunnah Wudhu?

Mengulangi basuhan wudhu sampai tiga kali itu merupakan sunnahnya wudhu sebagaimana yang dijelaskan dalam kifayatul akhyar oleh Syaikh Taqiyudhin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hisny bahwa basuhan wudhu yang wajib ialah sekali, kemudian basuhan kedua dan ketiganya merupakan sunnahnya wudhu. Dan begitu pula yang dijelaskan Syaikh Dr. Mustafa dib Al-Bugho dalam At-Tadzhib Fi Adillati Matnul Ghayah wat-Taqrib.

Dalilnya ialah hadits Abdullah bin Zaid rodiyallahu 'anhum dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ, ﻭﻗﺪ ﺳﺌﻞ ﻋﻦ ﻭﺿﻮﺀ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ, ﻓﺪﻋﺎ ﺑﺘﻮﺭ ﻣﻦ ﻣﺎﺀ, ﻓﺘﻮﺿﺄ ﻟﻬﻢ ﻭﺿﻮﺀ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﻓﺄﻛﻔﺄ ﻋﻠﻰ ﻳﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺭ, ﻓﻐﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﺛﻼﺛﺎ, ﺛﻢ ﺃﺩﺧﻞ ﻳﺪﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺭ, ﻓﻤﻀﻤﺾ ﻭﺍﺳﺘﻨﺸﻖ ﻭﺍﺳﺘﻨﺜﺮ ﺑﺜﻼﺙ ﻏﺮﻓﺎﺕ, ﺛﻢ ﺃﺩﺧﻞ ﻳﺪﻩ ﻓﻐﺴﻞ ﻭﺟﻬﻪ ﺛﻼﺛﺎ, ﺛﻢ ﻏﺴﻞ ﻳﺪﻳﻪ ﻣﺮﺗﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺮﻓﻘﻴﻦ, ﺛﻢ ﺃﺩﺧﻞ ﻳﺪﻩ ﻓﻤﺴﺢ ﺭﺃﺳﻪ, ﻓﺄﻗﺒﻞ ﺑﻬﻤﺎ ﻭﺃﺩﺑﺮ ﻣﺮﺓ ﻭﺍﺣﺪﺓ, ﺛﻢ ﻏﺴﻞ ﺭﺟﻠﻴﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﻌﺒﻴﻦ.

Wallahu a'lam

Dosa besar orang yang meninggalkan Shalat

Oleh : Abu Zaid Rahmi hidayat

Seorang Muslim dalam kesehariannya tidak lepas dari beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Seperti shalat misalnya. Shalat fardhu lima waktu adalah ibadah yang wajib dilakukan seorang muslim setiap harinya. Karena shalat merupakan bagian dari rukun Islam.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab safinatun Najh


أركان الإسلام خمسة : شھادة أن لاإله إلالله وأن محمد رسول لله وإقام الصلاة ،
وإيتاء الزكاة , و صوم رمضان ، وحج البيت من استطاع إليه سبيلا

" Rukun - rukun Islam itu ada lima yaitu :
  1. bersyahadat bahwa tiada Tuhan kecuali Alloh, dan
  2. mendirikan sholat, 
  3. mengeluarkan zakat,
  4. berpuasa di bulan Romadhon dan 
  5. berhaji ke Baitulloh bagi orang yg mampu akan perjalanannya. "

Hal ini sesuai dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam


عن أبي عبد الرحمن عبد الله بن عمر بن الخطاب رضي الله عنهما قال : سمعت النبي صلَّى الله عليه وسلَّم يقول : بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ .رواه البخاري و مسلم
.
Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’”.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.


Apa Hukum meninggalkan shalat ?

Meninggalkan shalat termasuk dosa besar. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Imam Adz-dzahabi dalam Kitab beliau Al-Kabaair, bahkan dosa meninggalkan shalat ini termasuk dosa besar yang ke - empat dari 70 macam dosa besar.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

{فخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا إلا من تاب وآمن وعمل صالحا

"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, Maryam:60 - kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,"(Qs Maryam : 59-60)

Ibnu 'abbas radiyallahu 'anhuma berkata mengenai kata 'adhaa 'uu' bukan berarti mereka (orang - orang yang meninggalkan sholat) secara total, namun tafsiran dari kata 'adhaa 'uuha' disini ialah mereka yang mengakhirkan waktunya."

Kemudian seorang 'ulama tabi'in, sa'id bin musayyab menjelaskan sebagaimana yang dikutip dalam kitab Al-Kabaair.
وقال سعيد بن المسيب إمام التابعين رحمه الله هو أن لا يصلي الظهر حتى يأتي العصر ولا يصلي العصر إلى المغرب ولا يصلي المغرب إلى العشاء ولا يصلي العشاء إلى الفجر ولا يصلي الفجر إلى طلوع الشم

Sa'id bin musayyab imam para tabi'in rohimahullah berkata "Artinya, bahwa seseorang tidak melaksanakan shalat dzuhur hingga datang waktu shalat ashar, tidak melaksanakan sholat ashar hingga datang waktu maghrib, tidak melaksanakan sholat maghrib hingga datang waktu isya, tidak shalat isya hingga datang waktu subuh dan tidak shalat subuh hingga terbit matahari.

Maka barangsiapa meninggal sementara ia berbuat demikian dan tidak bertaubat, Allah menyediakan untuknya ghayyun, sebuah lembah yang ada di neraka jahannam yang sangat dalam dan busuk baunya.

Dan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
Maka celakalah orang - orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai dalam sholat mereka"(Qs Al-Ma'un : 3-4)

Sahuun dalam ayat tersebut dijelaskan oleh Al-Imam Adz-dzahabi dalam al-kabaair ialah mereka yang lalai dalam sholat dan menyepelekannya dengan "mengakhirkan waktu sholat" adalah menunda shalat hingga habis waktunya.Orang-orang tersebut dikatakan mushallun (orang-orang yang sholat) namun mereka menunda pelaksanannya hingga habis waktunya. Dan Allah menjanjikan bagi mereka wail, yakni siksaan yang pedih.

Adapun mengenai status apakah seorang muslim itu menjadi kafir ataukah masih di anggap muslim apabila dia tidak melaksanakan sholat 5 waktu?

Mengenai perkara itu para ulama berbeda pendapat.
Misalnya jika seseorang meninggalkan sholat karena alasan malas, tapi bukan karena mengingkari kewajiban sholat maka dalam mazhab syafi'i tidak dihukumi kafir, tapi dihukumi sebagai orang yang fasiq.

Sebagian ulama lain meyakini hukum orang yang meninggalkan sholat ialah kafir.
Dalilnya ialah hadits dari rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

وقال النبي صلى الله عليه وسلم العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كف
"Janji antara kami dan mereka adalah sholat, barangsiapa meninggalknnya ia telah kufur"(HR Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i Ibnu Majah, dan Tirmidzi)

Jadi saudaraku yang dirohmati Allah, terlepas dari apakah kafir atau tidak bagi orang yang malas untuk sholat, telah dijanjikan neraka bagi orang yang tidak mau mengerjakan sholat, seperti firman Allah :

ما سلككم في سقر قالوا لم نك من المصلين ولم نك نطعم المسكين وكنا نخوض مع الخائضين

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,"(Qs Al-Mudatstsir :42-45)

Semoga Allah senantiasa mudahkan kita dalam beramal dan semoga Allah mengampuni segala kesalahan kita selama ini. Aamiin.
Wallahu a'lam

Abu Zaid
Maraji' :
- Al Fiqhu Asy - Syafi'i Al-Muyassar, Syaikh Wahbah Az-Zuhaili rohimahullah
- Al-Fiqhu Madzahib Al-Arba'ah
- Kifayatul Akhyar, Syaikh Taqiyudhin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hisny
- Al-kabaair, Al-Imam Adz-Dzahabi rohimahullah

Rukun dan Sunnah Wudhu dalam madzhab syafi'i

Oleh : Abu Zaid Rahmi hidayat

Setiap muslim diwajibkan bersuci ( Thaharah ) sebelum melaksanakan suatu ibadah madhah, misalnya seperti shalat. Shalat tidak akan diterima sebelum mensucikan dirinya terlebih dahulu.

Pada tulisan kali ini kita akan menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan wudhu dalam mazhab syafi'i.
1. Fardhunya wudhu

2. Sunnahnya wudhu


1. Fardhunya wudhu
Mengenai Fardhu / rukun wudhu dalam mazhab syafi'i sebagaimana dijelaskan dalam kitab taqrib

"فصل" وفروض الوضوء ستة أشياء:

١ - النية عند غسل الوجه
٢ - وغسل الوجه
٣ - وغسل اليدين مع المرفقين
٤ - ومسح بعض الرأس
٥ - وغسل الرجلين إلى الكعبين
٦ - والترتيب على ما ذكرناه 

Hal-hal yang difardhukan dalam wudhu itu ada enam, yaitu :
1. Niat ketika membasuh wajah
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan hingga dua siku.
4. Menyeka sebagian kepala dengan air.
5. Membasuh kedua kaki hingga dua mata kaki.
6. Tertib, berurutan dalam melakukan hal-hal yang telah disebutkan di atas.

Adapun dalil tentang wudhu dan penjelasan tentang hal-hal yang difardhukan dalam wudhu adalah Qs Al-Ma'idah ayat 6.

: " يَا أيهَا الَذينَ آمَنوا إذَا قُمتُمْ إلى الصلاة فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وأيْدِيَكُم إلى الَمَرَافِقِ وامْسَحُوا بِرُؤُوسِكُمْ واَرجُلَكُمْ إلى الكَعبَينِ " / المائدة: ٦ /.

"Hai orang-orang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu hingga siku dan usaplah kepalamu, lalu basuhlah kakimu hingga mata kaki"(Qs Al-Ma'idah :6)
Adapun tentang cara wudhu anggota badan yang sepasang apakah kanan kiri, kanan kiri di ulang sampai 3 kali atau kanan 3 kali baru kiri 3 kali?
Menurut penjelasan Dr. Muhammad Najib amin, menurut mazhab syafi'i ialah dengan membasuh anggota badan kanan terlebih dahulu sebanyak 3 kali baru kiri 3 kali dan inilah cara wudhu yang benar.

2. Sunnahnya wudhu

Selanjutnya mengenai sunnahnya wudhu juga telah dijelaskan oleh Imam Abu Syuja', beliau mengatakan di dalam kitabnya

وسننه عشرة أشياء:
١ - التسمية
٢ - وغسل الكفين قبل إدخالهما الإناء
٣ - والمضمضة
٤ - والاستنشاق
٥ - ومسح جميع الرأس ومسح الأذنين ظاهرهما
وباطنهما بماء جديد
٦- وتخليل اللحية الكثة
٧ - وتخليل أصابع اليدين والرجلين
٨ - وتقديم اليمنى على اليسرى
٩ - والطهارة ثلاثاً ثلاثاً
١٠ - والموالاة

Sunnah - Sunnah wudhu itu ada sepuluh, yaitu :
1. Membaca Basmallah
2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum wudhu
3. Berkumur
4. Menghirup air ke dalam hidung
5. Mengusap seluruh kepala
6. Mengusap kedua telinga dengan air yang baru (bukan sisa mengusap kepala).
7. Memasukkan air disela-sela jenggot dan sela-sela jemari tangan dan kaki.
8. Mendahulukan setiap anggota wudhu sebelah kanan
9. Mengulangi sebanyak tiga kali
10. Berurutan secara langsung

Di antara dalil tentang wudhu ialah hadits dari sahabat Annas r.a dan diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i dibawah ini.
عن أنس رضي الله عنه قال: طلب بعض أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم وضوءا فلم يجدوا ماء، فقال صلى الله عليه وسلم: (هل مع أحد منكم ماء). فأتي بماء، فوضع يده في الإناء الذي فيه الماء، ثم قال: (توضؤا بسم الله) أي قائلين ذلك، فرأيت الماء يفور من بين أصابعه، حنى توضأ نحو سبعين رجلا
روى النسائي (١/ ٦١

Dan dalam riwayat lain :

من حديث عبد الله بن زيد رضي الله عنه، وقد سئل عن وضوء النبي صلى الله عليه وسلم، فدعا بتور من ماء، فتوضأ لهم وضوء النبي صلى الله عليه وسلم: فأكفأ على يده من التور، فغسل يديه ثلاثا، ثم أدخل يده في التور، فمضمض واستنشق واستنثر بثلاث غرفات، ثم أدخل يده فغسل وجهه ثلاثا، ثم غسل يديه مرتين إلى المرفقين، ثم أدخل يده فمسح رأسه، فأقبل بهما وأدبر مرة واحدة، ثم غسل رجليه إلى الكعبين.
رواه البخاري (١٨٣) ومسلم (٢٣٥)

"Dari Abdullah bin zaid rodiyallahu 'anhum ia pernah ditanya tentang wudhu Nabi saw. Ia lalu meminta satu bak air, kemudian ia berwudhu didepan orang banyak seperti Nabi berwudhu. Ia menuangkan air dari bak ke tangannya dan membasuhnya sebanyak tiga kali, kemudian memasukkan tangannya ke dalam baik air seraya mengambil air untuk berkumur dan dihirup lalu disemburkan kembali sebanyak tiga kali. Sesudah itu ia masukkan tangannya dan membasuh wajah tiga kali, membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak dua kali. Sesudah itu ia memasukkan kembali tangannya ke dalam baik air lalu menyeka kepalanya dengan menjalankan tangannya ke depan lalu kebelakang sebanyak satu kali, kemudian ia membasuh dua kakinya sampai mata kaki"(HR Bukhari dan Muslim)

Dalam mazhab syafi'i memahami dan mengambil pendapat bahwa menyeka seluruh kepala dari belakang sampai depan saat wudhu merupakan sunnah, bukan fardhunya wudhu.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa

روى الترمذي وصححه (٣٦) عن ابن عباس رضي الله عنهما: أن النبي صلى الله عليه وسلم مسح برأسه، وأذنيه ظاهرهما وباطنهما.

"Dari ibnu Abbas r.a sesungguhnya Nabi saw menyeka kedua kepalanya dan kedua telinganya, luar dan dalam"(HR. Tirmidzi)

عبد الله بن زيد رضي الله عنه، في صفة وضوئه صلى الله عليه وسلم أنه توضأ، فمسح أذنيه بماء غير الماء الذي مسح به الرأس.

"Abdullah bin zaid ia menerangkan sifat wudhu nabi saw "sesungguhnya Nabi saw berwudhu dan mengusap kedua telinganya dengan air selain air yang digunakannya menyeka kepala"(HR. Al-Hakim)

Wallahu a'lam

Maraji' :
- At Tadzhib fii adillati Matnul Ghayah wat taqrib, Syaikh Dr. Mustafa Dieb al-Bugha
- Syarah Kitab Taqrib, Dr. Muhammad Najib Amin
- Matnul Ghayah Wat-taqrib, Imam Abu Syuja Al-asfihani
luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com