Insya Allah Pada tulisan ini akan menjelaskan mengenai Pengertian dasar ilmu hadits.
Pengertian Hadits
Hadits apakah pengertian dari ilmu Hadits?
Menurut Ibn Manzhur, kata hadits berasal dari bahasa arab yaitu al-hadits, jamaknya al-ahadits, al-haditsan, dan al-hutdsan. Secara etimologis hadits mempunyai banyak arti, baik itu berupa kabar atau berita. [Muhammad Ibn Mukarram Ibn Manzhur. Lisan Al-Arab. Juz II. 1992. Hal 131 ]
Sedangkan menurut M.M Azami mendefisinikan bahwa kata hadits ( Al-Hadits ) berarti komunikasi, kisah, percakapan, historis, dan religious. [ M.M. Azami. Studies in Hadits Methodology and Literature. Terj. Meth Kieraha. Jakarta: Lentera 2003. Hal 21-23. ]
Sedangkan Menurut para ulama, baik muhaditsin, fuqaha ataupun ulama ushul fiqih, mendefenisikan pengertian al-hadits secara berbeda – berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan terbatasnya dan luasnya objek tinjauan masing – masing, yang tentu saja mengandung kecenderungan pada apa yang dipelajarinya / didalaminya selama itu. [ Endang Soetari. Ilmu Hadis : Kajian Riwayah dan Dirayah. Bandung : Mimbar Pustaka. 2005 Hal 2. ]
Ulama hadits mendefinisikan hadits adalah sebagai berikut :
“Kullu maa utsiro ‘aninna biyyi shollallahu ‘alaihi wa sallama min qaulin au fi’ lin au taqrii rin au shifatin khalqiyyatin au khulqiyyatin”
“segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat – sifat maupun hal ikhwal Nabi. [Muhammad Ajaj Al-khatib. As-Sunnah Qabla At-Tadwin. Kairo:Maktabah Wahbah. 1975. Hal 19. ]
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab : 21)
Sunnah Rasulullah ditemukan dalam hadist, namun tidak semua hadist berisi Sunnah Nabi, ada juga hadist yang menceritakan tentang ucapan para sahabat yang bercerita seputar kejadian-kejadian disekitar Rasulullah. Setelah wafatnya Rasulullah, ditemukan banyak beredarnya hadist-hadist, termasuk hadist-hadist palsu ( maudhu), yaitu bukan merupakan ucapan dan tingkah laku Nabi, atau kejadian sebenarnya disekitar Nabi, tapi dikatakan berasal dari Rasululllah maka jelas itu merupakan bid’ah.
TINGKATAN – TINGKATAN HADITS
Hadits Mutawatir:
Mutawatir menurut bahasa adalah isim fa’il musytaq dari At – tawatur artinya At – tatabu’ ( berturut – turut atau bersambung ). [ Mahmud Ath – Thahhan. Tafsir musththalah Al – Hadits. Hal 19. ]
Hadist mutawatir juga disebut hadits yang disampaikan kepada banyak orang. Dari segi jumlah periwayatnya, dalam menyampaikan sebuah hadist, Rasulullah kadang berhadapan dengan banyak orang, kadang dengan segelintir orang dan bisa juga hanya kepada satu orang saja. Orang-orang tersebut kemudian menyampaikan secara turun-temurun. disebut hadist muttawatir, ini klasifikasi hadist yang paling berbobot, karena diriwayatkan oleh banyak orang, kecil kemungkinan bahwa banyak orang sepakat berbohong dan mengeluarkan hadist palsu, kalau disampaikan kepada beberapa orang saja disebut hadist mansyur tingkat keshahihannya berada dibawah hadist muttawatir.
Hadits Shohih
Sohih menurut lughat ( bahasa ) adalah lawan dari “saqim” artinya sehat lawan kata sakit, haq lawan batil.
Menurut Ahli Hadits, Hadist shahih adalah Sebuah hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh orang yang mempunyai reputasi baik, isi hadist tersebut tidak syadz (tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadist lain yang lebih kuat) dan tidak mengandung cacat (tidak ditemukan adanya usaha penipuan dengan cara menyambung sanadnya seolah-olah sampai kepada Rasulullah).
Hadits Hasan
Hasan menurut lughat adalah sifat musyabahah dari ‘Al – Husna’ artinya bagus.
Hadist hasan sedikit dibawah hadist shahih, karena dalam periwayatannya ditemukan orang-orang yang ‘agak diragukan’ kredibilitasnya.
Menurut ibnu hajar, hadis hasan adalah Khabar ahad yang dinukil oleh orang yang adil, kurang sempurna hapalannya, bersambung sanadnya, tidak cacat, dan tidak syadz.
Hadits Ahad
Kalau disampaikan hanya kepada satu orang disebut hadist ahad tingkat kepercayaan orang terhadap hadist ini tergantung kualitas orang yang meriwayatkannya dan persambungan sanadnya (cara penyampaian). Sebenarnya hadits ahad ini dibagi dalam 3 macam, yaitu masyhur, ‘aziz, dan gharib.
Hadist dhaif
Dhoif menurut lughat adalah lemah, lawan dari qawi ( yang kuat )
Merupakan lawan dari hadist shahih, sanadnya terputus, orang yang meriwayatkannya tidak dikenal, dll. Para ulama muhaditsin mengemukakan sebab – sebab tertolaknya hadits dari dua jurusan, yakni dari jurusan sanad dan matan yang sama – sama lemah.
Hadits Maudhu
Hadits maudhu adalah hadits yang dicipta serta dibuat oleh seorang ( pendusta ), yang ciptaan itu dinisbatkan kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara palsu dan dusta, baik disengaja maupun tidak. Hadits maudhu juga dikenal dengan hadits palsu.
Dan banyak lagi penjelasan tentang hadits – hadits yang memang perlu diketahui. Insya Allah akan dikupas pada tulisan selanjutnya.
Wallahu ‘alam…
[ Abdullah Hamza ]
Maraji’ :
*Syarah Shahih Muslim, Imam an-Nawawi
*Syarah Shahih Bukhari Muhammad Nashiruddin Al-Albani
* Ulumul Hadits / Solahudin, M,Drs. M.Ag;Agus Suyadi, Lc.M.Ag
0 komentar:
Posting Komentar