Belajar Dari Sa'ad Bin Muadz

Sa’ad bin muadz adalah seorang laki-laki yang anggun berwajah tampan berseri-seri, dengan tubuh tinggi jangkung dan badan gemuk gempal. Ia adalah seorang pemimpin kaum anshar. Ia masuk Islam ketika berumur  31 tahun.

Ada hal yang luar biasa dan menakjubkan dari kisah Islamnya Sa’ad bin muadz.

Saudaraku..... 
Alangkah indahnya teladan itu, teladan yang telah banyak mengilhami orang. Sebuah teladan yang yang telah menjadi inspirasi, baik dengan akhlak, kepribadian, keistiqomahan dan perjuangan yang selalu tertancap dalam benak setiap kaum muslimin, sehingga menggambarkan bahwa kekuatan iman adalah suatu kekuatan yang tak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun, apapun, ketika iman itu tertancap di uluh hati kaum muslimin, maka yang dicari didunia ini hanyalah keridho’an ALLAH semata. Sehingga dengan sepenuh jiwa berupaya agar kalimatullah kembali tegak di atas panji – panji syari’at-Nya. Dan dengan sepenuh jiwa berdakwah mengikuti jejak Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sang teladan abadi sepanjang masa.

Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rosul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". [ TQS Ali imran 3 : 53 ]

Teladan selalu memberikan contoh yang baik dan berkesan. Seperti kisah Sa’ad bin muadz yang selalu sigap, sesigap para mujahidin. Yang tegar, setegar keimanannya, dan kokoh berdiri bersama para pejuang lainnya dalam peperangan dan dalam dakwah untuk kejayaan Islam hingga sampai dia menemui syahidnya.

Sa’ad bin muadz adalah seorang laki-laki yang anggun berwajah tampan berseri-seri, dengan tubuh tinggi jangkung dan badan gemuk gempal. Ia adalah seorang pemimpin kaum anshar. Ia masuk Islam ketika berumur  31 tahun.

Ada hal yang luar biasa dan menakjubkan dari kisah Islamnya Sa’ad bin muadz. Peristiwa yang mengubah jalan hidupnya itu terjadi ketika saat yang tidak diduga – duga, yaitu pada suatu ketika ia mendengar bahwa seorang pria dari mekkah, mush’ab bin umair  yang dikirim Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke madinah untuk mendakwahkan Islam. Mengetahui itu sa’ad bin muadz dengan segera berlari menuju rumah As'ad bin Zurarah. sebenarnya, ia pergi ke sana dengan tujuan hendak mengusir mush’ab bin umair ke luar perbatasan Madinah, agar ia membawa kembali Agamanya dan membiarkan penduduk Madinah dengan agama mereka. 

Tetapi baru saja ketika Sa’ad bin muadz mendatangi majelis mush’ab bin umair bersama useid bin zurarah, dan belum lagi ia duduk di antara mereka yang sedang memasang telinga terhadap uraian-uraian Mush'ab, tiba-tiba dadanya telah terhirup udara segar yang meniupkan rasa nyaman. Maka atas izin, nikmat dan petunjuk Allah, akhirnya islam telah menerangi jiwa dan ruhnya sa’ad bin muadz.

Demikianlah, dalam ketentuan taqdir yang mengagumkan, mempesona dan tidak terduga, pemimpin golongan Anshar itu melemparkan lembingnya jauh-jauh, lain mengulurkan tangan kanannya mengangkat bai'at kepada utusan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan dengan masuk Islamnya Sa'ad, bersinarlah pula di Madinah matahari baru, yang membawa perubahan, yang pada garis edarnya akan berputar dan beriringan qalbu yang tidak sedikit jumlahnya menerima  cahaya – cahaya islam merasuk kejiwa yang menyadari akan kebenaran dan keindahan Islam.

Sa'ad telah memeluk Islam, memikul tanggung jawab itu dengan keberanian dan kebesaran.  Suatu Ketika dan datanglah saat perang Badar. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengumpulkan shahabat-shahabatnya dari golongan Muhajirin dan Anshar untuk bermusyawarah dengan mereka tentang urusan perang itu dihadapkannya wajahnya yang mulia ke arah orang-orang Anshar, seraya katanya: "Kemukakanlah buah fikiran kalian, wahai shahabat ... !" 

Maka bangkitlah Sa'ad bin Mu'adz yang berkata:
"Wahai Rasulullah ! Kami telah beriman kepada anda, kami percaya dan mengakui bahwa apa yang anda bawa itu adalah hal yang benar, dan telah kami berikan pula ikrar dan janji-janji kami. Maka laksanakanlah terus, ya Rasulallah apa yang anda inginkan, dan kami akan selalu bersama anda . Dan demi Allah yang telah mengutus anda membawa kebenaran! Seandainya anda menghadapkan kami ke lautan ini lalu anda menceburkan diri ke dalamnya, pastilah kami akan ikut mencebur, tak seorang pun yang akan mundur, dan kami tidak keberatan untuk menghadapi musuh esok pagi! Sungguh, kami tabah dalam pertempuran dan teguh menghadapi perjuangan ! Dan semoga Allah akan memperlihatkan kepada anda tindakan kami yang menyenangkan hati. Maka mulailah kita berangkat dengan berkah Allah Ta'ala... !" 

Subhanallah, itulah sa’ad bin muadz. Keyakinan dan keimanannya benar – benar telah menjadikannya sosok yang takkan pernah gentar dan takut mengahadapi tantangan, dan rintangan. Kata-kata Sa'ad itu muncul tak ubah bagai berita gembira, dan wajah Rasul pun bersinar-sinar dipenuhi rasa ridla dan bangga serta bahagia. 

“dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”. [TQS Al – Baqarah 2 : 177 ]

Saudaraku, itulah ketika keimanan kepada Allah dan rosul sudah menjadi pilar – pilar dalam kehidupan maka sungguh itu akan menjadi kekuatan yang takkan bisa di musnahkan, dan kekuatan itu akan selalu tertanam dalam setiap jiwa kaum muslim yang telah berserah diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

"Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri” [ TQS Ali – Imran 3 : 52 ]

Senantiasa, mari kita berusaha untuk selalu menjadi muslim tangguh disaat yang lain jatuh. Karena rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” 

(HR. Muslim)

“Semoga kita semua senantiasa menjadikan syariat didepan mata kita, menjadikan dakwah sebagai poros hidup kita dan selalu semangat memperjuangkan agar hukum – hukum Allah kembali diterapkan secara kaffah dalam Daulah Khilafah Islamiyah sampai detik terakhir dalam hidup kita”. Aamiin. Allahu Akbar !!!   [ rahmi hidayat ]
Sumber referensi : [ Kitab rijalun haula Ar Rasul / terjemah Karakteristik perihidup 60 shahabat Rosulullah, Hal 561. Khalid Muhammad Khalid ]

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com