Istilah Al-Hadits dan As-Sunnah sering kita campur adukkan atau menganggapnya sama saja, padahal dalam ulumul hadits tidaklah demikian. Memang di antara kedua istilah itu ada kesamaan, tapi sesungguhnya tetap ada perbedaan.
Istilah Al-Hadits tidak hanya mencakup apa-apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saja, tetapi juga apa yang menjadi ucapan dan perbuatan para shahabat , juga ucapan dan perbuatan ulama tabi'in (pengikut shahabat) juga termasuk di dalam hadits. Karena itu didalam Kitab ulumul hadits kita mengenal istilah hadits mauquf dan hadits maqthu.’ Sedangkan hadits marfu' adalah hadits yang disandarkan kepada rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Hadits mauquf adalah hadits yang periwayatannya tidak sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi hanya sampai kepada ucapan shahabat saja mitsal sebuah hadits mauquf dari penuturan Ibn Jarir bin abdillah al - bajjali r.a sebagai berikut :"Kami memandang bahwa berkumpulnya orang - orang di tengah tengah keluarga mayit dan penghidangan makanan oleh keluarga mayit setelah penguburannya adalah bagian dari perbuatan niyahah (Meratapi mayat) " (HR Ahmad dari Ibn Majah) [1]
Hadits ini menunjukkan ungkapan dari shahabat Ibn Jarir bin abdillah al - bajjali dan beliau tidak menyandarkan hadits ini kepada rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena memang hadits ini periwayatannya hanya pada level shahabat.Dan hadits ini di takhrij oleh imam ahmad dari Ibnu majah.
Hadits mauquf dalam istilah ulama Fuqaha (ahli fiqih) khurasan mereka menyebutnya hadits atsar. [2]
Sedangkan Hadits maqthu’ adalah hadits yang periwayatannya ucapan dan perbuatan hanya sampai ke level ulama tabi’in 1 (pengikut shahabat).
Sedangkan ketika kita menyebut istilah As-Sunnah, maksudnya selalu adalah sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saja, dan bukan sunnah dari para shahabat beliau.Sunnah menurut para ahli hadits adalah segala sesuatu yang dikutip dari rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam baik yang berupa ucapan, perbuatan, pengakuan, atau sifat fisik dan akhlak ataupun perjalanan hidupnya.[3]
Sedangkan menurut istilah disiplin ilmu ahli ushul, bukan menurut ahli fiqih. Menurut disiplin ilmu ushul fiqih , sunnah adalah : "Segala yang diriwayat dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam baik berupa perkataan, perbuatan atau taqrir (sikap mendiamkan sesuatu yang dilihatnya). [4]
Allahu a'lam
[ Abdullah Hamza ]
Catatan kaki:
[ 1 ] Ust Arief B. Iskandar , risalah tahlilan menurut aswaja
[ 2 ] Ibnu Nashirudin Al-Dimasyqi, Mutiara ilmu atsar kitab klasifikasi hadits
[ 3 ] Taujih an-Nazhar oleh al- jaza 'iri dalam kitab karya Ibnu Nashirudin Al-Dimasyqi, Mutiara ilmu atsar kitab klasifikasi hadits
[ 4 ] Ahmad sarwat LC, Bab as-sunnah dalam kitab seri Fiqih kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar